Kamis, 21 November 2013

Tentang Komunitas Seni Samar

Tentang Samar


Komunitas Seni Samar berdiri pada tanggal 1 maret 1998, di BIPP (Balai Informasi dan Penyuluhan Pertanian  yang sekarang beralih fungsi menjadi Taman Ternak Kudus) Desa Besito kecamatan Gebog Kabupaten Kudus.

Para Penggagas berdirinya Komunitas Seni Samar :   
      
1.    Gunadi Siswo Nugroho (Aktor,Pengajar Teater, Pekerja Film)
2.    Farid (Aktor, Pengajar Teater, Pekerja Film dan Sinetron)
3.    Sutrisno Hadi Pete (Pekerja Teater dan Aktor Sinetron)
4.    Warih Bayu Wicaksono Amd. (Pantomimist, Pekerja film)

Dalam perjalanannya, Komunitas Seni Samar yang pada awalnya beranggotakan anak – anak sekolah yang secara rutin berproses kreatif, sehingga menghasilkan karya – karya yang dapat di apreasiasikan pada masyarakat. Sudah berbagai tempat di Kudus dan kota – kota sekitarnya menjadi media apreasiasi, dari trotoar jalanan, tempat orang punya hajat hingga gedung DPR. Dalam proses kreatifnya, Komunitas Seni Samar banyak menggunakan karya – karya sendiri namun sering juga menggunakan beberapa karya dari seniman besar lainnya.

Jejak Samar


1998


April,  Lingkaran Api karya  Farid di Taman Ternak Kudus
Juni, Aqua D’Marcia karya Leo Katarsis di SLTP N 2 Gebog Kudus
Agustus, Graphito Karya Akhudiat di Balai Desa Gondosari Kudus
Desember, Kereta Kencana karya Eugene Unesco

1999


 Maret, Hitam karya Leo Katarsis di SMU PGRI 2 Kudus
Juli, Mas Dukun karya MH. Ainun Najib di balai desa Purwosari Kudus
November, Teatrikalisasi puisi “Nyanyian Angsa“ karya W.S. Rendra di Gedung KNPI Kudus

2000


Januari, Ambang (Happening art 8 jam) karya Leo Katarsis di Balai Desa Besito Gebog Kudus
April, Prematur karya Leo katarsis di Aula GOR Kudus
Juni, Jram karya Mophet sK di Bumi Perkemahan Abiyoso Menawan Kudus
Agustus, Marabahaha… karya Leo Katarsis  di Hajatan Sdr. Nasir Ds. Daren Jepara
Desember, Kayu Api karya Leo Katarsis di DPRD Kudus

2001


Maret, Malam Jahanam karya Motinggo Busye di Gedung Sedayu Lawas Brondong, Jatim
April, Pulang karya Leo Katarsis di Lare’s Dramatic Centre Tegal, Jateng
April, Malam Jahanam karya Motinggo Busye di Gedung Dinas P&K Kendal, Jateng
Mei, Pulang karya Leo Katarsis di Joglo Paramesthi (IKIP PGRI) Semarang, Jateng
Juli, Malam Jahanam karya Motinggo Busye di Pantai Bagusan Jepara, Jateng
Agustus, Pulang karya Leo Katarsis di Gedung KNPI Kudus
November, Pulang karya Leo Katarsis di UNDARIS Kudus

2002


Februari, Pulang karya Leo katarsis di Hajatan Sdr. Nasir Daren Jepara
Maret, Pulang karya Leo Katarsis di Trotoar Matahari Kudus
Agustus, Pulang karya Leo Katarsis di Perempatan jalan Ds. Besito Gebog Kudus
Oktober, Jaring Laba-laba karya Samar di Gedung JHK Kudus

2003


Maret, Upacara Senja karya Samar di DPRD Kudus
Mei, Hah! ! karya Bayounk Wewe di STAIN Kudus
Agustus, Opera kaos Kaki karya Mophet sK di Audit UMK Kudus
Desember, Opera Kaos Kaki karya Mophet sK di Gedung Wanita Jepara

2004


Maret, Badut Ulang Tahun karya Teater Samar di BIPP Kudus
Agustus, Upacara Senja karya Teater Samar di Auditorium UMK

2006


Maret, Wabah Atawa Bencana karya Leo Katarsis di Aula Dipenda  Kab. Kudus
Agustus, Gelar Budaya ‘Pembebasan Tradisi‘ di Alun – alun Simpang Tujuh Kudus

2007


Maret, Seminar Kebudayaan  ‘Akulturasi Islam – Hindu di Jawa : Menara Kudus‘ di UMK Kudus
Maret, Rona 2 karya Moppet sK di Taman Ternak Kudus
Maret, Setan karya Putu Wijaya di Taman Ternak Kudus
Mei, Dalam Bayangan Tuhan karya Arifin C. Noer di Auditorium UMK Kudus

2008


Maret, Metamorphosa Cinta karya Mophet sK di Padepokan Seni Murni Asih Kudus
April, Front Utara Eksebisi di Lapangan parkir Universitas Muria Kudus
Juli, Festival Pati Ayam bersama Art Muria Forum di desa Pati Ayam Kudus
Agustus, Karnaval Budaya Visualisasi Dandhangan di Alun – alun SimpangTujuh Kudus
Oktober, Shadow of The Day karya Leo Katarsis di Padepokan Seni Murni Asih (Pasma) Kudus

2009


Juli, Lullaby ‘Obituary Sang Penari karya Mophet sK di Padepokan Seni Murni Asih Kudus
Agustus, Teatrikal puisi ‘Nyanyian Angsa dalam Mini kata dalam Malam Mengenang ‘Sang Burung Merak’ WS Rendra di Padepokan  Seni Murni Asih Kudus
Desember, Art Perform ‘Pusaran’ karya Leo Katarsis dalam Mimbar Budaya untuk Keadilan di 
Halaman Gedung DPRD Kudus.
Desember, Art Perform ‘ Obituari Sang Penari’  karya Mophet sK di Museum Kartini Jepara

2010


Maret, Kentrung Kontemporer Nawangwulan Underpleasure di Gedung Ngasirah Kudus.
April, Rona III Karya Mophet sK, mengenang 1000 hari wafatnya Pramudya Ananta Toer di Blora.
Mei, Rona III karya Mophet sK, Di Pasma Kudus
Agustus, Karnaval Budaya “Samar Art Performing” di Alun-alun Kudus

2011


Februari, Pentas Kolaborasi Dongeng Selepas Hujan karya Leo Katarsis di Olah – Olah Padepokan Seni Ds. Dersalam Kudus
April, Pentas Kolaborasi Teater Perempuan bersayap Terang di Olah – Olah Padepokan Seni Ds. Dersalam Kudus
Mei, Pentas Kolaborasi AM karya Mophet sK dalam Sapabudaya di OOPS Kudus
Juli, Pentas Kolaborasi Dongeng Taman Utopia karya Abimanyu Ianocta P. dalam Ultah OOPS di Olah – Olah 
Padepokan Seni Ds. Dersalam Kudus
Juli, Karnaval Dhandangan ‘Samar Art Perform’ di Alun – alun simpang Tujuh Kudus
September, Karnaval Budaya Ritual mBulusan di Ds. Jekulo Kudus
November, Kolase Cinta karya Mophet sK di Olah-olah Padepokan Seni Kudus
Desember, Pentas Kolaborasi Kelebat Karya Abimanyu Ianocta P. dalam Srawung Dalu di 
Auditorium UMK Kudus
 

 2012

Januari, Pentas Kolaborasi Syndrome karya Leo Katarsis mengenang 1000 hari wafatnya  Gusdur di RM. Bambu Wulung Kudus
Januari, Festifal Pati Ayam  di desa Pati Ayam Kudus
Februari, Karnaval Budaya Maulidan Ds. Padurenan Di Ds. Padurenan Gebog Kudus
Maret, Hampa Kini Karya Farid dalam Gelar Budaya Muria di di Taman Budaya Sosrokartono Bae, Kudus

Maret, Gelar Budaya Muria di Taman Budaya Sosrokartono Bae, Kudus

Juli, Karnaval Budaya Visualisasi Dandhangan di Alun – alun SimpangTujuh Kudus
September, (Merdeka) karya Leo Katarsis di Auditorium UMK
 

 2013

Cuih, karya Mophet SK

Coblong, karya Mophet SK

 


Mophet_sK Hadewh..Huft..Cpek beudh

sekilas samr

Mungkin hnya kebetulan tp ya mang nyatane kyag gitu ug ! Di mulai dngan, 3 bln proses lat skiranya adlah proses yg ideal utk sbuah garapan naskah, nmun yg trjadi dr 30 pmain yang awalnya antusias ikut stlah 3 minggu lat tinggal 3 person ja, tupun stiap lat nya pke acara tlat tdak kurang dr 3 jam, dngan brbagai mcam alasan. Akhirnya kompromi, toleransi terjadi dmi ttp berjalannya proses ni, entah manusia macam skrang ni, stiap kali kompromi, stiap kali minta toleransi stiap kali pula mengingkari… “1..2..3 Sayang semuanya” by lagu anak anak ! makna kata “syang sendiri mang ambigu bs brarti curahan kasih bs jg penyesalan, nmun sblum terjadi msih da ksempatan tuk tdak mnyesal dgn terus berbuat. Akhirnya pntas diundur dngan revisi prijinan tmpat mpe 3 kali, n tpat 3 minggu sblum pentas, 3 pmain utama yng dari awal ikut proses justru mengundurkan diri. Smpat mengeluh     “Hadewh lagi “ namun  akhirnya  scara tak sngaja dlm kgalauan mnculah ank2 baru brsamaan tman2 yg dah lama ngilang ikut gabung. Ini seru ! n mrupakan The Big Challenge krn formasi terupdate adlh pnggabungan antara ank baru yg sangat awan tntang panggung n tman2 lama yg mrupakan para pkerja teknis alias tkang dekor, pelawak dan jg biduan. Namanya jg komunitas Samar. “ORA JELAS NENG WARAS” krn Hidup Adalah Proses Mengada - ada tanpa Jeda!

adalah perjalanan panjang dengan segala

bagian yang menyertainya…

adalah kepastian – kepastian dengan segala kemungkinannya…

adalah ruang persetubuhan antara

laku dan waktu…

adalah…


Coblong (lubang) berasal dari kata CaBa (AksaraJawa) yang berarti wadah atau tempat saat menjalin rasa menjadi satu yang  dimiliki oleh lelaki atau wanita. Lelaki atau wanita yang merupakan symbol manifestasi dari kesemestaan ini. Coblong bias dikatakan sebagai tempat untuk bersatu (Manunggal), saling berbagi, saling mengisi (Sense of Harmony). Inti dari kesemestaan adalah Sense of Harmony (Keselarasan/Keseimbangan). Bisa diartikan pula sebagai Cinta. Karena cinta adalah serpihan rasa dalam keutuhan semesta. Namun dalam mewujudkan cinta apakah cukup hanya dengan mengucapkan kata “I Love You” ? Perjalanan hidup tak cukup sederhana hanya dengan sebuah kata (mantra) dan kemudian meyakininya saja, ada laku (gerak) untuk menuju, ada pembuktian oleh waktu. Sementara dalam kenyataannya, kemutlakan waktu (Newton) telah tergeser oleh hukum relativitas (Einstein). Jadi perjalanan hidup adalah Titah ‘The Real Relativity’ untuk senantiasa mewujudkan cinta, mewujudkan keselarasan, menuju Coblong.

***








0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | ewa network review